Langsung ke konten utama

Unggulan

Langkah dalam Hujan: Sebuah Perjalanan di Tengah Sunyi

  Pembuka Ada kalanya hidup membawa kita ke jalan yang sepi, di tengah hujan, di antara pohon-pohon yang diam. Bukan karena kita tersesat, tapi karena kita sedang belajar memahami. Belajar bertahan. Belajar berjalan tanpa harus tahu persis ke mana arah akan membawa. Puisi ini adalah refleksi dari perjalanan-perjalanan sunyi yang pernah kita lewati! atau mungkin sedang kita jalani. Semoga bisa menemani harimu, memberi ruang untuk tenang, dan barangkali... memberi sedikit cahaya. Puisi – Langkah dalam Hujan Hujan turun… pelan, tapi pasti. Seperti waktu, yang tak pernah benar-benar menunggu siapa pun. Di antara pepohonan yang diam, aku melangkah— tak untuk lari, tapi untuk memahami… bahwa hidup tak selalu harus dipahami. Daun-daun menunduk disapa gerimis, seperti aku, yang kadang terlalu berat untuk menegakkan kepala. Tapi tetap berjalan. Meski pelan. Meski basah oleh ragu. Kadang aku berpikir: apakah arah ini benar? Apakah langkah ini punya arti? Tapi suara hujan menjawab dalam bisu:...

Ketika Saya Jadi Tukang Parkir Dadakan

Selamat Datang di blog Siapa Aku. Postingan kali ini adalah "Ketika Saya Jadi Tukang Parkir Dadakan" Selamat membaca Terimakasih!



Pagi itu saya niatnya cuma beli kopi. Cuma kopi. Tapi hidup kadang suka bilang: “Nggak semudah itu, Ferguso.”

Saya parkir motor di depan warung kopi langganan, dan seperti biasa, ada tukang parkir yang rajin. Tapi hari itu dia nggak kelihatan. Saya tengok kanan-kiri, kosong. Yasudah, saya parkir sendiri sambil merasa jadi orang dewasa yang mandiri dan tidak perlu dibantu siapa-siapa.

Pas lagi asyik nungguin kopi, tiba-tiba ada bapak-bapak datang nyamperin saya, ngeluarin uang seribuan, dan bilang, “Nih, mas, parkirnya ya.”

Saya bingung. “Lho, saya juga lagi ngopi, Pak…”

Bapak itu senyum, “Lah kirain mas tukang parkirnya, soalnya mas berdiri di situ sambil ngelihatin motor-motor.”

Waduh.

Belum sempat saya jelasin, datang lagi ibu-ibu, langsung nitip motor, “Mas tolong jagain ya, saya cuma beli bawang sebentar.”

Sekali lagi, saya mau protes… tapi beliau udah ngilang ke dalam warung.

Akhirnya, dalam waktu 15 menit, saya dapat tugas: jagain tiga motor, terima dua ribu perak, dan dikasih satu permen kopi.

Saya belum minum kopi saya sendiri.

Moral cerita: jangan berdiri terlalu percaya diri di pinggir jalan. Nanti kamu bisa dipromosikan secara tiba-tiba jadi pegawai harian lepas.


Bandung, 16 April 2025


Komentar

Postingan Populer